Obat TBC pada ibu hamil dinilai tidak berbahaya 

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini seringkali menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi ibu hamil yang mungkin khawatir tentang dampak obat TBC terhadap kesehatan janin mereka. Namun, berdasarkan penelitian terbaru, obat TBC pada ibu hamil dinilai tidak berbahaya.

Menurut Dr. Siti Nurul Fitriyah, SpOG, seorang ahli kesehatan reproduksi, pengobatan TBC pada ibu hamil sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini kepada janin. “TBC pada ibu hamil dapat berdampak buruk bagi kesehatan janin, seperti kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah. Oleh karena itu, pengobatan yang tepat harus segera dilakukan,” ujar Dr. Siti.

Studi yang dilakukan oleh para ahli kesehatan juga menunjukkan bahwa obat TBC yang digunakan selama kehamilan, seperti isoniazid, rifampicin, dan ethambutol, tidak memiliki efek negatif yang signifikan pada janin. Meskipun demikian, ibu hamil disarankan untuk tetap memperhatikan dosis obat yang diberikan oleh dokter dan melakukan konsultasi secara berkala untuk memantau perkembangan kondisi kesehatan mereka dan janin.

Selain itu, para ibu hamil juga disarankan untuk tetap menjaga pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, dan menghindari paparan zat berbahaya selama pengobatan TBC. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa janin tetap sehat dan tidak terpengaruh oleh obat yang dikonsumsi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengobatan TBC pada ibu hamil dinilai tidak berbahaya asalkan dilakukan dengan pengawasan dan konsultasi dokter yang tepat. Kesehatan ibu hamil dan janin harus tetap menjadi prioritas utama dalam mengatasi penyakit TBC, sehingga proses kehamilan dapat berjalan dengan lancar dan aman.