Makan lebih banyak buah turunkan risiko depresi di usia tua

Makan lebih banyak buah turunkan risiko depresi di usia tua

Depresi adalah gangguan mental yang sering kali dianggap remeh, namun dapat memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan seseorang. Depresi dapat mengganggu kualitas hidup seseorang, mengurangi produktivitas, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan secara rutin dapat membantu menurunkan risiko depresi di usia tua. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan di Jepang ini menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak buah-buahan cenderung memiliki risiko depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang jarang makan buah.

Buah-buahan dikenal kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan mental. Antioksidan dalam buah-buahan dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat stres oksidatif, yang dapat menyebabkan depresi. Selain itu, vitamin dan mineral dalam buah-buahan juga dapat membantu menjaga keseimbangan kimia otak dan meningkatkan mood.

Selain itu, buah-buahan juga mengandung serat yang baik untuk pencernaan dan dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, yang diyakini dapat berkontribusi terhadap risiko depresi. Oleh karena itu, mengonsumsi buah-buahan secara teratur dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang dapat membantu melindungi kesehatan mental kita di usia tua.

Untuk itu, penting bagi kita untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan dalam pola makan sehari-hari. Kita dapat mengonsumsi berbagai jenis buah-buahan, baik segar maupun dalam bentuk jus, smoothie, atau salad. Selain itu, kita juga dapat mencoba menggabungkan buah-buahan ke dalam hidangan lain, seperti yogurt, oatmeal, atau granola.

Dengan mengonsumsi lebih banyak buah-buahan, kita dapat membantu melindungi kesehatan mental kita di usia tua. Jadi, jangan lupa untuk menyertakan buah-buahan dalam pola makan sehari-hari kita dan jadikan sebagai bagian dari gaya hidup sehat kita.