Ketahui demam kelinci, penyakit yang kasusnya melonjak di AS

Demam kelinci atau disebut juga rabbit fever merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini biasanya menyerang hewan pengerat seperti kelinci, tetapi juga dapat menular kepada manusia melalui gigitan serangga atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat telah mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jumlah kasus demam kelinci di AS telah meningkat hingga 60% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan otoritas kesehatan di negara tersebut.

Gejala demam kelinci pada manusia umumnya mirip dengan gejala flu biasa, antara lain demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi infeksi paru-paru, peradangan pada mata, hingga infeksi pada sistem saraf.

Untuk mencegah penularan demam kelinci, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, serta menggunakan perlindungan seperti sarung tangan dan masker saat berada di daerah yang rawan terkena penyakit ini.

Meskipun demam kelinci masih tergolong penyakit yang jarang terjadi di Indonesia, namun tidak ada salahnya untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Jika anda memiliki hewan peliharaan atau sering berinteraksi dengan hewan liar, sebaiknya selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri agar terhindar dari penularan demam kelinci. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan.